Sabtu, 23 April 2011

N A P Z A



A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Kehamilan merupakan suatu proses luar biasa yang akan dialami oleh setiap wanita normal. Dimana si Ibu bertanggung jawab untuk melindungi si calon bayi dari segala bentuk ancaman baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Misalnya pada Ibu yang ketergantungan obat, alkohol maupun nikotin.
Penyalahgunaan dan ketergantungan zat yang termasuk dalam katagori NAPZA pada akhir-akhir ini makin marak dapat disaksikan dari media cetak koran dan majalah serta media elektrolit seperti TV dan radio. Kecenderungannya semakin makin banyak masyarakat yang memakai zat tergolong kelompok NAPZA tersebut, tidak terkecuali pada ibu hamil.
Penyebab banyaknya pemakaian zat tersebut antara lain karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan dampak pemakaian zat tersebut serta kemudahan untuk mendapatkannya. Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil, dalam penggunaan NAPZA tersebut juga berakibat fatal terhadap si janin (calon bayi). Hal ini terlihat jelas dengan semakin meningkatnya angka kematian bayi baru lahir dan BBLR, dengan riwayat si Ibu ketergantungan obat.
Peran penting tenaga kesehatan dalam upaya menanggulangi penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA di rumah sakit khususnya upaya terapi dan rehabilitasi sering tidak disadari, kecuali mereka yang berminat pada penanggulangan NAPZA (DepKes, 2001).
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas, maka perlunya peran serta tenaga kesehatan khususnya tenaga keperawatan dalam membantu masyarakat yang di rawat di rumah sakit untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat. Untuk itu dirasakan perlu perawat meningkatkan kemampuan merawat klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yaitu asuhan keperawatan klien penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA (sindrom putus zat).


B.     MANFAAT PENULISAN
a.       Mengetahui pengaruh zat adiktif pada ibu hamil
b.      Mengatahui dampak yang terjadi pada janin yang terlahir dari seorang ibu yang dipengaruhui obat
c.       Mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat pada kasus ibu hamil dengan ketergantungan.

TEORITIS DAN ASUHAN KEPERAWATAN
A.    TEORITIS
1.      Pengertian
Ketergantungan obat adalah kebutuhan secara psikologis terhadap suatu obat dalam jumlah yang makin lama makin bertambah besar untuk menghasilkan efek yang diharapkan
Menurut WHO merupakan gabungan berbagai bentuk penyalahgunaan obat dan didefenisiskan sebagai suatu keadaan psikis maupun fisik yang terjadi karena interaksi suatu obat dengan organisme hidup. Hal ini termasuk reaksi perilaku dan selalu terpaksa menggunakan obat secara periodik untuk mengalami efekpsikis dan mencegah efek yang tidak enak karena kehilangan obat tersebut.

2.      Jenis-jenis zat adiktif
a.       Sedativa
Golongan yang paling sering digunakan adalah benzodiazepin dan barbiturat serta metabolitnya dapat melalui plasenta. Kadarnya sama dengan kadar dalam darah ibu selama 5-10 menit setelah pemberian intravena. Kadar pada neonatus lebih besar 1-3 kali dibandingkan dalam serum ibu. Pemakaian dengan dosis 30-40 mg perhari dalam waktu lama akan menyebabkan komplikasi pada bayi baru lahir.
 Terdapat 2 sindroma mayor komplikasi janin akibat penggunaan diazepam:
-floopy infant syndrome: terdiri atas hipotonia, letargi, kesulitan mengisap.
-withdrawal syndrome: terdiri atas pertumbuhan janin terhambat, tremor, iritabilitas, hipertonus, diare, muntah, menghisap dengan kuat.
b.      Heroin
Mempunyai kemampuan menstimulasi sejumlah reseptor spesifik pada susunan saraf pusat. Reseptor mu (bertanggung jawab pada tingkat supraspinal yang menyebabkan analgesia, euforia,depresi pernafasan, dan ketergantungan fisik), reseptor kappa (bekerja pada spinaldan menyebabkan miosis dan sedasi) dan reseptor sigma (efek perangsangan jantung, disforia, dan halusinogenik).
c.       Kokain
Kokain adalh obat vasoaktif dan dapt menyebabkan masalah pada bayi secara sekunder karena kerusakan plasenta atau melalui efek langsung pada pembeuluh darah janin. Ada 2 jenis kokain: murni berupa serbuk putih dan yang telah dicampur dengan soda kue/ sodium karbonat kemudian direbus sampai airnya menguap dan tinggal kerak cokelat jenis in lebih adiktif dan berbahaya. Kokain dengan cepat diabsorpsi dan masuk dalam darah serta menghasilkan efek dalam 6-8 menit. Adiksi kokain mengganggu psikologik, dan sulit diobati. Kokain diabsorbsi dengan cepat pada semua membran mukosa dan menghambat reuptake presinaps dari katekolaminpada neuron terminal. Akumulasi ini menyebabkan peningkatan tonus simpatis dan vasokontriksi serta menimbulkan euforia, peningkatan denyut jantung, hiperglikemia, hiperpireksia, dan midridiasis. Vasokontriksi koroner akan mengakibatkan spasme, angina pektoris, infark miokard akut, aritmia jantung , dan bahkan kematian mendadak. Dapat pula terjadi perdarahan subarakhnoid bila sebelumnya ada stroke hemoragik, dan nekrosis usus.
Komplikasi maternal dapat berupa hipertensi maligna , iskemia janutng, infark miokard bahkan kematian. Bayi pemakaian kokain dengan berat badan lahir rendah beresiko mengalami perdarahan intraventrikuler dan keterlambatan penanganan. Ibu hamil pengguna kokain beresiko terjadi  terjadi ketuban pecah dini 20%, pertumbuhan janin terhambat 25-30%, persalinan kurang bulan 25%, perawatan mekonium dalam air ketuban 20% dan solusio plasenta 6-10%.
d.      Alkohol
Fetal alcohol syndrome = FAS untuk menggambarkan gejala yang berhubungan dengan pemekaian alkohol yang berat berupa: defisiensi pertumbuhan pre dan postnatal, gangguan sistem saraf pusat yangberpengaruh terhadap kecerdasan dan perilak, muka yang khas ditandai dengan posisi telinga yang rendah dan tidak paralel, philtrum yang khas yang ditandai  pendek dan datar, muka yang panjang, kepala kecil, hidung pendek, malformasi organ terutama pada jantung berupa defek septum, dapat pula terjadi hipoplasia ginjal, divertikulum buli-buli, dan gangguan traktus urogenitalis yang lain, serta deformitas anggota gerak.
Jenis Dan Kadar Minuman Beralkohol:
·                     Bir
Merupakan hasil fermentasi karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Mengandung alkohol sebesar 3-6%
·                     Wine
Dihasilkan dari fermentasi sari buah anggur. Sari buah lain yang juga bisa digunakan adalah buah pir, apel, beri dan bunga dandelions. Mengandung alkohol sebesar 10-14%
·                     Liquor
Minuman beralkohol yang dibuat dengan proses penyulingan lalu digabungkan dengan aroma dan cita rasa lain seperti jeruk. Biasanya mengandung gula dan alkohol 30-35%
·                     Vodka
Dikenal sebagai minuman tradisional Rusia. Biasanya merupakan hasil penyulingan dari fermentasi bubur gandum. Mengandung 40% alkohol.
·                     Rum
Dihasilkan dari penyulingan berbagai produk fermentasi gula tebu. Umumnya yang dicampur untuk pembuatan rum adalah sirup gula dan air. Kadar alkoholnya 40-75%.
·                     Gin
Merupakan hasil penyulingan dari fermentasi biji-bijian. Biasanya cita rasa didapat dengan mencampurkan juniper berries (sejenis buah beri). Memiliki kadar alkohol 40-45%
·                     Brandy
Minuman beralkohol ini dihasilkan dari penyulingan wine dari anggur. Kandungan alkoholnya adalah 40-50%
·                     Wiski
Sejenis liquor yang merupakan hasil penyulingan dari bubur biji-bijian. Kadar alkoholnya 40-50%.

e.       Metamfetamin
Metabolit aktif metamfetamin ialah: amfetamin, suatu stimulan SSP bentuk bubuk metamfetamin dikenal sebagai “ SPEED” dan “METH”. Angka melahirkan bayi prematur dan memiliki neonatus yang mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dal lingkar kepala yang kecil , lebih tinggi dibandingkan kelompok wanita yang tidak menggunakan obat (oro,dikson 1987) pola perilaku neonatus berubah ditandai dengan perilaku tidur yang abnormal, perilaku minum yang buruk, tremor dan hipertonia. Gejala putus obat dapat diatasi dengan fenobarbital atau tingtur alkohol opium (paregoric)
f.       Mariyuana
Mariyuana merupakan obat terlarang yangpaling umum digunakan selama masa hamil, dapat dihisap dalam rokok, pipa, pipa air, atau dicampur kedalam makanan.obat ini menimbulkan keracunan  (intosikasi) dan sensori “tinggi (melayang). Mariyuana dengan mudah dapat menembus plasenta dan dapat meningkatkan kadar monoksida dalam darah ibu, yang dapat menurunkan oksigen dalam darah janin.
g.      Fenisiklidin
Fenisiklidin adalah obat sintesis yang dikenal dengan berbagai nama (peace pil, angle dust, hog). Beberapa efeknya menyerupai skizofrenia, para penggunanya dapat dimasukan keunit psikiatri. PCP cenderung digunakan dalam berbagai kombinasi alkohol, kokain dan mariyuana, efek khusus pada kehamilan, janin dan neonatus belum di identifikasi.
h.      Tembakau
Hampir semua komplikasi pada plasenta dapat ditimbulkan oleh rokok meliputi abortus, solusio plasenta, insufisiensi plasenta, berat badan lahir rendah, dan plasenta previa. Hal ini akan meningkatkan kematian neonatus dan sindroma kematian kematian bayi mendadak. Perempuan yang merokok  kehamilan trisemester keua dan tiga mempunyai resiko yang sama bila merokok selama kehamilan. Bayi yang lahir dari seorang perokok bukan hanya mempunyai BBLR, tetapi juga ukuran panjang tubuh, kepala dan dada yang lebih kecil, pH tali pusat yang rendah dan menunjukan lebih banyak kelainan pada pemeriksaan neurologik.
3.       Proses terjadinya masalah
Proses terjadinya masalah penyalahgunaan dan ketergantungan zat memfokuskan pada zat yang sering disalahgunakan individu yaitu: opiat, amfetamin, canabis dan alkohol.
1) Rentang Respons Kimiawi
Perlu diingat bahwa pada rentang respons tidak semua individu yang menggunakan zat akan menjadi penyalahgunaan dan ketergantungan zat. Hanya individu yang menggunakan zat berlebihan dapat mengakibatkan penyalahgunaan dan ketergantungan zat.
Penyalahgunaan zat merujuk pada penggunaan zat secara terus menerus bahkan sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan biologik terhadap obat. Toleransi berarti bahwa memerlukan peningkatan jumlah zat untuk memperoleh efek yang diharapkan (Stuart dan Sundeen, 1995; Stuart dan Laraia, 1998).
2) Perilaku
3) Faktor penyebab.
Faktor penyebab pada klien dengan penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA meliputi:
a. Faktor biologic
·         Kecenderungan keluarga, terutama penyalahgunaan alcohol
·         Perubahan metabolisme alkohol yang mengakibatkan respon fisiologik yang tidak nyaman
b. Faktor psikologik
·         Tipe kepribadian ketergantungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar